Langsung ke konten utama

Postingan

Unggulan

Sastra dan Keberanian Menangkap yang Tersembunyi

Bersastra adalah soal keberanian,  berani mengutarakan apa yang luput dari pengindraan orang-orang.  (Fadly Fahry S. Wally) Dalam rimba kehidupan yang hiruk-pikuk ini, di mana setiap orang sibuk dengan mata yang melihat tetapi tak menatap, dengan telinga yang mendengar tetapi tak mendengarkan, sastrawan muncul sebagai saksi yang memberanikan diri merekam getaran-getaran halus yang terlewat. Mereka adalah penyelam ke dasar lautan kesadaran kolektif, mengangkat mutiara-mutiara kebenaran yang tenggelam di bawah permukaan realitas sehari-hari yang dangkal. Keberanian ini bukanlah soal gagah berani secara fisik, melainkan keberanian mental dan spiritual untuk menghadapi kegelapan—baik di dalam diri maupun di luar sana, dalam masyarakat yang kerap lebih memilih kenyamanan bisu daripada kejujuran yang menusuk. Sejak zaman Pujangga Baru hingga era digital ini, sastrawan Indonesia telah membuktikan bahwa menulis adalah tindakan perlawanan, bukan dengan pedang atau senapan, tetapi denga...

Postingan Terbaru

Semua Wajah adalah Wajahmu

Global Sumud Flotilla: Sehimpunan Puisi

EPISTEME DAN KESENYAPAN

Jolly Roger, dari Fiksi ke Kritik Politik: Apropriasi Budaya Populer sebagai Media Perlawanan

Pentalogi Piring

Dinasti Badut (Fiksi Mini)

1 Juni dan Lima Sila yang Tak Kunjung Pulang

Memoar Batu-Batu Reformasi

Gibran dan Kecemasan Orang Tua terhadap Masa Depan Anak

Standar Media Sosial: Narsis Virtual hingga Degradasi Moral dan Etika