Memoar Batu-Batu Reformasi
Peringatan 27 tahun Reformasi
Dua puluh tujuh tahun sudah kita menamai perubahan
tetapi jalan-jalan masih berlubang dengan mimpi yang sama.
Reformasi—kata yang kita ucapkan dengan bibir bergetar
seperti doa yang kita lontarkan pada langit yang tak memiliki telinga.
tetapi jalan-jalan masih berlubang dengan mimpi yang sama.
Reformasi—kata yang kita ucapkan dengan bibir bergetar
seperti doa yang kita lontarkan pada langit yang tak memiliki telinga.
Hari ini kita merayakan revolusi yang setengah jadi
di antara gedung-gedung tinggi yang menyimpan rahasia korupsi.
Kita memperingati kemenangan dengan kepala tertunduk,
karena pahlawan-pahlawan kita masih menunggu keadilan
yang tak kunjung datang.
Dua puluh tujuh tahun, dan masih banyak mulut yang lapar,
sementara televisi menyiarkan kemakmuran yang hanya hidup
dalam statistik dan grafik berwarna-warni.
Siapa yang akan memperingati air mata ibu-ibu yang kehilangan putranya
di jalan protokol pada Mei yang kelam itu?
Reformasi—sebuah revolusi yang terlalu sopan
untuk mengubah sistem yang menindas dengan dasi dan senyuman.
Di sudut-sudut kota, masih ada yang berbisik:
"Kita menukar diktator dengan oligarki, dan menyebutnya demokrasi."
Depok, 21 Mei 2025
Fadly Fahry S. Wally (@sastragrafi19)
Komentar
Posting Komentar