Memahami Hujan

 

@sastragrafi19

Sore ini hujan datang lagi
membawa serta buku pelajaran
yang belum selesai kubaca
sejak aku masih sekolah.

"Duduklah," kata hujan,
sambil menyeduh kopi instan.
"Kita belum selesai membahas
bab tentang kehilangan."

Kulihat hujan mengeluarkan
kacamata dari saku jasnya
yang basah. "Maaf," katanya,
"mata saya sudah rabun
sejak kebanyakan menangisi
orang-orang yang pergi."

Di meja, secangkir kopi
mendingin bersama waktu.
Hujan masih terus bicara
tentang rumus-rumus rindu
yang tak pernah kupahami
sampai sekarang.

"Sudahlah," kataku pada hujan
yang mulai tersedu,
"simpan saja buku itu
di perpustakaan langit.
Besok, atau lusa,
atau entah kapan,
aku akan datang
untuk menyelesaikan
pelajaran yang tertunda."

Hujan tersenyum, lalu pergi,
meninggalkan secangkir kopi
yang tak sempat diminumnya,
dan selembar struk belanjaan
bertuliskan:
"1 porsi kesepian,
dibayar lunas
dengan air mata."

Bogor, 24 November 2024

Komentar

Postingan Populer