MENJADI PUISI



meskipun kamu menjadi kata-kata

dari sesuatu yang tak mampu mulutku suarakan

meski kita hanya berwujud bayang-bayang

dari keinginan yang enggan melangkah

aku tetap mencintaimu sebagaimana

adanya diriku dan dirimu

lalu kita bertanya untuk apa

“sang aku” dan “sang kamu” tercipta lewat intuisi?

dalam kisah yang tarik ulur dan seringkali kabur ini,

di mana ide meledak namun realitas menciut

-kita sedang tumbuh

belajar menerima dan mengurai takdir,

menenunnya menjadi selembar kain hangat pemeluk rindu

atau menjadi puisi yang mekar di segala tempat

 

meski aku dan kamu hanya sepasang keasingan,

orang lain dari klausa tak bertuan

kamu tahu apa yang paling membahagiakan dari kisah ini?

aku menulis tanpa titik, kamu membacanya tanpa habis

tapi, siapalah kita ini?

 

namun kuharap kamu tetap menjadi kamu saat kita bertemu, meski kita tak pernah menjadi kita

sebab berubah menjadi sesuatu yang lain

akan menambah keasingan yang ada

aku tahu kamu tak menganggap lebih diriku,

meski perasaanku bertumpuk tekuk untukmu,

meski beranak sajak kutulis karenamu

meski rasa ini taklah menjadi sesuatu,

gores kisah ini tetap kupadu utuh

menjadi puisi

meski hanya aku, dan tanpa kamu

 

jika kehidupan ini ialah formalitas,

kuharap perasaanku padamu hanyalah seberkas ‘ada’

yang jadi rutinitas kemudian lenyap tanpa bekas

kecuali puisi,


ia terbang menembus segala waktu dan cuaca


 Fadly Fahry S. Wally

Kediri, Oktober 2019

Komentar

Postingan Populer