Idealis, Jangan Mati Muda
Satu hal yang saya pikirkan ketika dulu masih aktif di lembaga mahasiswa, ketika mengkritisi birokrat kampus sampai birokrat negara: "Mereka dulu juga sama, pernah turun ke jalan, bernalar kritis, membela apa yang hari ini kita bela bersama. Tapi begitu mereka punya kuasa, jabatan dan tempat istimewa mereka LUPA dengan apa yang seharusnya mereka perjuangkan". Saya pikir idealisme itu mahal, dan tidak semua orang idealis bertahan dalam setiap kondisi, mereka akan berubah perlahan, terkorosi macam besi, berkarat dan habis.
![]() |
Benar kata Tan Malaka, "Idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh pemuda", saya curiga idealisme memang hanya tumbuh subur dalam jiwa muda. Dan juga, katanya, daya kreatif tidak bertahan dalam waktu yang lama. Ada masa-masa keemasan bagi seseorang. Teringat kata seorang junior saya di kampus, "setiap masa ada orangnya, setiap orang ada masanya". Bisa jadi hari ini kita mengkritisi senior-senior kita karena kebijakan mereka (saya sebut senior sebab para wakil rakyat pun pemerintah adalah orang-orang yang pernah berada di posisi kita hari ini: mahasiswa, aktivis), bisa jadi esok-lusa kita yang dikritisi oleh junior-junior kita. Sebab sebagai manusia, kita tak luput dari kekhilafan dan dari penyakit lupa. Lupa dengan sesuatu yang pernah kita perjuangkan dan cita-citakan.
Pelaku-pelaku korupsi juga adalah orang-orang yang pernah mengutuk tindakan tersebut, turun ke jalan, berteriak lantang. Namun kemudian mereka Lupa, apa yang mereka kutuk berbalik menjerat mereka. Apapun peran kita di dunia, jangan lupa Kita Hanyalah Manusia.
Tidak ada yang salah dengan menyuarakan pendapat. Tidak ada yang salah dengan bernalar kritis. Tidak ada yang salah dengan kebebasan berekspresi. Yang salah adalah kita terkadang merasa bahwa kita 100% benar dan apa yang kita kritisi 100% salah. Padahal kebenaran absolut hanya milik Tuhan. Bisa jadi apa yang kita anggap salah hari ini, besok kita benarkan. Bisa jadi apa yang kita perjuangkan hari ini, besok kita khianati. Tidak ada yang bisa menjamin perdamaian hakiki terjalin selama kita, manusia, masih di bumi.
Panjang umur perjuangan
Jangan mati muda.
Celoteh
Fadly Fahry S. Wally
Komentar
Posting Komentar